Advertisement
Yoechua Blog - Banyak dari kita yang menggambarkan gerbang menuju neraka itu adalah sebuah lubang yang menuju kedalam pusat bumi dan dipenuhi dengan api. Tapi tahu kah anda, bahwa ada satu lubang di Turmenistan yang memiliki deskripsi tepat seperti yang kita gambarkan? Ya, nama tempatnya adalah Darvaca Gas Crater atau lebih dikenal dengan sebutan Gerbang menuju Neraka.
Bagi anda yang sering membaca artikel misteri di blog pasti sudah sering mendengar bahwa gerbang ini memiliki beberapa kejadian misteri yang menyelimutinya. Tapi tahukah anda kapan dan bagaimana terjadinya lubang neraka ini? Dan jawabannya jauh lebih ilmiah daripada yang anda duga.
Kita semua tahu bahwa bumi dipenuhi oleh minyak dan gas bumi yang terdapat diseluruh wilayah bumi. Dan kita sering kali melakukan pengeboran untuk bisa mendapatkannya. Kisah awal lubang ini terjadi pada tahun 1971, dimana sekumpulan orang pencari minyak dan gas bumi asal Soviet menjelajahi Gurun Karakum di Turmenistan, dimana mereka berhasil menemukan sebuah daerah yang memiliki kandungan gas bumi tinggi.
Tergiur oleh banyaknya gas bumi yang terkandung, orang-orang tersebut segera menaruh mesin bor dan mulai mengebor untuk mengambil gas bumi tersebut. Tanpa mereka ketahui, bahwa lokasi yang mereka bor itu tepat berada dipusat dari sebuah gelembung gas bumi. Akhirnya, lokasi pengeboran itu runtuh dan masuk kedalam tanah. Untungnya tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Tetapi, ada satu hal yang mereka lepaskan kedalam bumi, yaitu Metana. Bagi kalian yang tidak tahu, gas metana adalah gas yang tidak memiliki bau dan gampang terbakar. Bahkan hanya dengan kandungan sekitar 5%, sudah cukup untuk membuat gas metana terbakar. Tapi masih ada bahaya lain yang lebih dari itu.
Gas metana diketahui 20 kali lebih berbahaya daripada Karbon Dioksida dalam hal penyebab efek rumah kaca bagi bumi. Dan orang-orang tersebut telah melepaskan banyak sekali gas metana kepermukaan bumi. Selain efek rumah kaca, gas metana juga dapat membuat kita kesulitan untuk bernafas.
Pada saat itu mereka memiliki 2 pilihan untuk menyelesaikan masalah. Yang pertama adalah membiarkan gas metana itu keluar ke permukaan bumi, atau mereka bisa membakarnya dan mengubahnya menjadi karbon dioksida, yang jauh kurang berbahaya daripada metana dan diperkirakan akan butuh sekitar beberapa minggu sebelum gas metana itu habis. Dan mereka memilih pilihan yang terakhir.
Tetapi, entah mengapa, gas metana yang diperkirakan akan habis terbakar selama beberapa minggu, malah terus menerus terbakar hingga saat ini, yang sudah berlangsung selama 44 tahun. Entah kapan lubang itu akan berhenti terbakar tapi bagi anda yang ingin berkunjung kesana, masih ada waktu. Karena tak ada yang tahu pasti kapan seluruh kandungan gas metana tersebut akan habis terbakar.
(yoechua.com)
Advertisement