Advertisement
Yoechua Blog - Berbicara kematian, memang merupakan sesuatu yang menyeramkan dan menakutkan terlebih ketika kematian selalu di kaitkan dengan hukum adat, tentu banyak presepsi yang akan berkembang mengenai hal ini.
Bagiamana jika anda mendengar sebuah tarian kematian? Menurut penuturan penulis, ada 2 opini yang akan timbul mengenai pernyataan tarian kematian? pertama adalah tarian yang menimbulkan kematian sesorang dan kedua adalah tarian adat untuk sebuah pemakanan kematian seseorang, tentu penulis meyakini bahwa anda juga berpikiran seperti itu.
Namun yang akan penulis bahas bukanlah tarian kematian seperti opini yang pertama karena tarian kematian ini merupakan sebuah upacara pemakaman yang di lakukan oleh suku Toraja di sulawesi Selatan.
Mereka ( suku Toraja ) menamai tarian ini bernama Ma'badong yaitu sebuah upacara kematian seseorang yang di lakukan secara bersama-sama atau berkelompok. Para Pa'badong, yaitu sebutan bagi penari yang melaukan ma'badong, akan membentuk sebuah lingkaran dan mereka akan berpegangan satu dengan yang lainnya dan tidak hanya menari mereka juga melakukan badong dengan gerakan yang sangat khas.
Syair lagu yang mereka nyanyikan dinamaan kadong-badong dimana makna dari syair lagu tersebut adalah pengangungan kepada mereka yang telah meninggal yang menceritakan sebuah riwayat dari sejak lahir hingga telah meninggal dunia. Dalam lagu tersebut juga terkandung sebuah harapan bahwa mereka yang telah mati dengan segala kebaikannya akan memberikan suatu berkat bagi orang-orang yang telah di tinggalkan ( yang masih hidup).
Dalam melakukan tarian ini, mereka serentak menggunakan pakaian hitam, dan sudah sewajarnya ketika ada pemakaman menggunakan serba hitam.
Saat pa'badong membentuk sebuah lingkaran mereka akan mengaitkan jari kelingking mereka, dimana penari terdiri dari wanita dan pria , baik yang muda maupun yang telah tua. Tarian ini tidak memakan waktu yang sebentar, karena tarian kematian ini memakan waktu yang cukup lama hingga berjam-jam bahkan berlangsung hingga 3 hari 3 malam yang sambung-menyambung di rumah duka. Biasanya jika di lakukan dalam waktu 3 hari 3 malam, para penari akan melakukan pergantian.
Tarian ini merupakan tarian asli suku namun walau demikian , juga banyak dari mereka tidak menggunakan Tarian ini saat upacara kematian namun untuk orang-orang dan daerah-daerah tertentu masih menggunakan tarian ini. Jika anda bangga memiliki tarian ini sebagai suku Toraja, silahkan coret-coret komentar anda di kolom komentar di halaman ini. Terima kasih
Tarian ini merupakan tarian asli suku namun walau demikian , juga banyak dari mereka tidak menggunakan Tarian ini saat upacara kematian namun untuk orang-orang dan daerah-daerah tertentu masih menggunakan tarian ini. Jika anda bangga memiliki tarian ini sebagai suku Toraja, silahkan coret-coret komentar anda di kolom komentar di halaman ini. Terima kasih
Refrensi : wikipedia.com
(yoechua.com)
Advertisement