Advertisement
Yoechua blog - Pada awal tahun 2016 ini, peneliti kembali menemukan sebuah virus yang memiliki kemungkinan untuk merusak generasi muda manusia. Setelah tahun lalu kita sempat dihebohkan dengan penyakit seperti yang disebabkan oleh virus ebola. Tahun ini kita menemukan bahwa ada satu virus yang tidak mengancam secara langsung. Tapi mengancam generasi berikutnya, dan virus itu bernama zika.
Virus zika, berasal dari sebuah hutan di Uganda yang bernama Hutan Zika pada tahun 1947, dimana dari tempat inilah nama zika berasal. Virus zika termasuk dalam keluarga virus yang dikenal dengan nama Flavivirus, bersama dengan Demam berdarah dengue dan penyakit kuning. Virus ini ditularkan melalui gigitan nyamuk jenis Aedes Aegypti, yang tinggal didaerah tropis seperti Afrika dan Asia.
Pada awalnya virus ini diduga tidak berbahaya. Karena gejala yang dialami hanyalah seperti demam ringan, pusing dan gatal, dan bahkan 80% dari penderita tidak merasakan gejala apapun. Peneliti awalnya menduga bahwa imunitas terhadap virus ini dimulai pada saat kecil dan perlahan akan mendapatkan imunitas sebelum proses kehamilan.
Namun pada November 2015 di Brazil, sebuah kejanggalan terjadi. 4.000 bayi yang lahir ditahun 2015 mengalami kelainan yang dikenal dengan sebutan Microcephali, sebuah kondisi dimana bayi lahir dengan ukuran kepala jauh lebih kecil. Bila dibandingkan dengan 5 tahun yang lalu, kondisi ini hanya terjadi 150 kali.
Kondisi Microcephali bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti kelainan genetik, malnutrisi dan penggunaan alkohol pada saat kehamilan. Dan virus zika pun sebelumnya tidak pernah tercatat menyebabkan kondisi ini. Namun, virus zika pertama kali tercatat terjadi di Brazil pada Mei 2015.
Setelah melakukan tes kepada beberapa wanita yang anaknya mendapatkan kondisi ini, peneliti menemukan bahwa terdapat bekas-bekas terinfeksi didalam tubuh mereka. Tetap saja bukti ini tidak cukup menjelaskan hal yang terjadi sepenuhnya. Tapi penelitian terus berlanjut dan minggu ini, peneliti menyatakan bahwa virus zika kemungkinan besar adalah penyebab kondisi ini.
Masalahnya sekarang adalah, belum adanya vaksin untuk virus zika, dan untuk mengembangkan vaksin dibutuhkan penelitian bertahun-tahun lamanya. Dan peneliti pun berharap agar virus ini tidak berkembang dan menyebar kedaerah lainnya.
Bagi kita yang tinggal di Indonesia, hal yang bisa kita lakukan untuk mencegahnya antara lain sama dengan pencegahan DBD. Karena Indonesia berletak di daerah dengan kondisi tropis, kita hanya bisa berharap agar kondisi yang terjadi di Brazil tidak terjadi di tanah air kita.
(yoechua.com)
Advertisement